MANADO
— Biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 2013 berpotensi mengalami
kenaikan. Tapi, kenaikan biaya haji bagi jamaah haji Indonesia belum
dapat dipastikan angkanya. ”Kemungkinan jumlah kenaikan berapa, sedang
dihitung,” kata Menter Agama Suryadharma Ali kepada Republika.
Menurut Menteri Agama, potensi kenaikan biaya haji ini tetap ada.
Penyebabnya kenaikan tersebut dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya
adalah kecenderungan harga sewa rumah yang naik.
Terlebih ada pembongkaran besar-besaran terhadap gedung-gedung di
sekitar Masjidil Haram. Setidaknya 1.700 gedung yang dibongkar. Karena
itu, lokasi pemondokan banyak yang mundur ke belakang.
Akibatnya, pemondokan menjadi lebih jauh. Kalaupun dekat, harganya sangat mahal dan tidak terjangkau jamaah haji reguler.
Ada kemungkinan pemondokan mundur ke belakang. Permasalahan lain,
pemondokan yang dulu berada di belakang dan murah sekarang menjadi mahal
karena ada pembongkaran. “Pemondokan yang dulu ada di depan, sekarang
posisinya berada di belakang.”
Kementerian Agama tetap menargetkan lokasi pemondokan bagi jamaah
haji Indonesia terjauh berada di jarak 2.500 meter dari Masjidil Haram.
Artinya, target jarak tidak berubah dibanding tahun penyelenggaraan haji
sebelumnya. Suryadharma juga tetap menjanjikan 100 persen jamaah ada di
jarak tersebut.
Selain pemondokan, tambah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) ini, harga tiket pesawat juga cenderung naik. Namun, pemerintah
masih mengupayakan agar kenaikan harga tiket pesawat tidak terlalu
signifikan.
Suryadharma menegaskan, kenaikan biaya haji akan ditekan dengan
pemanfaatan dana optimalisasi jamaah selama bertahun-tahun. Artinya,
sebagian kenaikan tersebut akan disubsidi dengan dana indirect cost,
tidak semua menjadi beban jamaah. ”Dengan demikian, kenaikan tersebut
bisa berkurang karena disubsidi lewat biaya optimalisasi atau hasil
bunga dari simpanan jamaah yang bertahun-tahun,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito
Abimanyu mengungkapkan, pihaknya tengah mengupayakan efisiensi biaya
penyelenggaraan haji. Salah satunya dengan mengupayakan kontrak
pemondokan jangka panjang.
Saat ini, Ditjen PHU sudah menerjunkan tim untuk menjajaki hal
tersebut. Bahkan, niat untuk kontrak pemondokan jangka panjang ini juga
sudah diumumkan melalui media massa di Arab Saudi.
Sampai saat ini belum ada respons. “Pemerintah sudah siap melakukan
kontrak pemondokan jangka panjang maksimal tiga tahun,” kata Anggito.
Ia menambahkan, selain rencana pemondokan jangka panjang, pihaknya
tengah mengupayakan efisiensi biaya penerbangan. Pasalnya, biaya
penerbangan ini menjadi komponen biaya terbesar direct cost. Anggito
mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menurunkan biaya
penerbangan. ”Unsur sewa kita pastikan, kita minimalkan. Misalnya,
Garuda yang sudah membeli pesawat baru pada 2013, ini adalah bentuk
penekanan harga. Penurunan harga bahan bakar ke Pertamina,” ujarnya.
Anggito menegaskan, efisiensi harga bukan hanya soal murah, namun
juga kesesuaian dengan layanan. Sebab, keamanan jamaah menjadi
prioritas. Untuk itu, tetap harus memenuhi standar minimal. Biaya
penerbangan diindikasikan menurun karena harga minyak yang turun.
Anggito tidak menampik rencana pembelian pesawat untuk lebih menekan
biaya, namun hal itu masih dalam rencana jangka panjang.
Rep: Damanhuri Zuhri
BPIH tahun 2012
Embarkasi Aceh: 3.328 dolar AS
Embarkasi Medan: 3.388 dolar AS
Embarkasi Padang: 3.404 dolar AS
Embarkasi Palembang: 3.456 dolar AS
Embarkasi Jakarta: 3.638 dolar AS
Embarkasi Solo: 3.617 dolar AS
Embarkasi Surabaya: 3.738 dolar AS
Embarkasi Banjarmasin: 3.808 dolar AS
Embarkasi Balikpapan: 3.819 dolar AS
Embarkasi Makassar: 3.882 dolar AS
Embarkasi Lombok: 3.857 dolar AS
Sumber: Kementerian Agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar