Jeddah (Sinhat)--Senior Manager Hajj Policy and Planning Garuda
Indonesia, Sofyan Anwar, mengatakan pihaknya sudah berupaya menekan
berbagai hambatan penerbangan. Namun, persoalan keterlambatan
penerbangan itu terkait dengan otoritas setempat.
Berbagai upaya Garuda adalah dengan membuat pesawat-pesawat yang mengangkut jamaah haji, tiba tepat waktu di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. “Semua pesawat datang ke sini tepat waktu,” katanya di Posko Haji Garuda, Hotel Elaf, Jeddah, beberapa waktu lalu.
Otoritas setempat yang seringkali menjadi penyebab keterlambatan penerbangan adalah di bagian imigrasi, pengisian bahan bakar pesawat (refueling), petugas yang mengoperasikan bus untuk mengantarkan penumpang dari ruang tunggu ke pesawat, sepenuhnya adalah tenaga setempat. “Jadi, ini sudah di luar kemampuan kita,” katanya.
Persoalan imigrasi, misalnya, dari empat gate yang ada di Terminal Barat, hanya dua yang dibuka, yaitu gate 23 dan 25. Sedangkan, gate 22 dan 24 tidak dibuka. Padahal, pada 1 November itu, selain jamaah haji Indonesia, ada pula jamaah haji India yang menggunakan Terminal Barat. “Kita sudah minta supaya gate dibuka, tapi petugas ground landing ternyata masih libur. Kalau dibuka empat gate, akan sangat membantu,” kata Sofyan.
Selain itu, pemeriksaan dokumen imigrasi antara penumpang dan kru pesawat, juga berbeda. Dokumen keimigrasian jamaah haji diperiksa di Terminal Barat, dan biasanya berlangsung cepat. Sementara, pemeriksaan dokumen kru pesawat, dilakukan di Terminal Utara, yang biasanya memakan waktu berjam-jam. “Kalau sudah seperti itu, kita tidak bisa apa-apa,” kata Sofyan.
Bus yang akan mengantar jamaah dari ruang tunggu ke pesawat, juga rata-rata harus ditunggu selama satu jam. Itu belum lagi pemeriksaan macam-macam dari berbagai pos di sana. Antara lain pemeriksaan bus jamaah haji, pemeriksaan kontainer koper jamaah haji, dan lain-lain.
Sebelumnya, Vice President Haji Garuda Indonesia, Hady Syahrean, mengatakan pihak Garuda tak ingin muluk-muluk mematok ketepatan waktu penerbangan atau OTP (on time performance). Tahun ini, pihaknya hanya menargetkan 65 persen, turun dari tahun lalu yang 68 persen. Sebabnya, kata dia, banyak faktor di luar kontrol Garuda yang sangat memengaruhi ketepatan penerbangan.(Rep/Kementerian Haji RI)
Berbagai upaya Garuda adalah dengan membuat pesawat-pesawat yang mengangkut jamaah haji, tiba tepat waktu di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. “Semua pesawat datang ke sini tepat waktu,” katanya di Posko Haji Garuda, Hotel Elaf, Jeddah, beberapa waktu lalu.
Otoritas setempat yang seringkali menjadi penyebab keterlambatan penerbangan adalah di bagian imigrasi, pengisian bahan bakar pesawat (refueling), petugas yang mengoperasikan bus untuk mengantarkan penumpang dari ruang tunggu ke pesawat, sepenuhnya adalah tenaga setempat. “Jadi, ini sudah di luar kemampuan kita,” katanya.
Persoalan imigrasi, misalnya, dari empat gate yang ada di Terminal Barat, hanya dua yang dibuka, yaitu gate 23 dan 25. Sedangkan, gate 22 dan 24 tidak dibuka. Padahal, pada 1 November itu, selain jamaah haji Indonesia, ada pula jamaah haji India yang menggunakan Terminal Barat. “Kita sudah minta supaya gate dibuka, tapi petugas ground landing ternyata masih libur. Kalau dibuka empat gate, akan sangat membantu,” kata Sofyan.
Selain itu, pemeriksaan dokumen imigrasi antara penumpang dan kru pesawat, juga berbeda. Dokumen keimigrasian jamaah haji diperiksa di Terminal Barat, dan biasanya berlangsung cepat. Sementara, pemeriksaan dokumen kru pesawat, dilakukan di Terminal Utara, yang biasanya memakan waktu berjam-jam. “Kalau sudah seperti itu, kita tidak bisa apa-apa,” kata Sofyan.
Bus yang akan mengantar jamaah dari ruang tunggu ke pesawat, juga rata-rata harus ditunggu selama satu jam. Itu belum lagi pemeriksaan macam-macam dari berbagai pos di sana. Antara lain pemeriksaan bus jamaah haji, pemeriksaan kontainer koper jamaah haji, dan lain-lain.
Sebelumnya, Vice President Haji Garuda Indonesia, Hady Syahrean, mengatakan pihak Garuda tak ingin muluk-muluk mematok ketepatan waktu penerbangan atau OTP (on time performance). Tahun ini, pihaknya hanya menargetkan 65 persen, turun dari tahun lalu yang 68 persen. Sebabnya, kata dia, banyak faktor di luar kontrol Garuda yang sangat memengaruhi ketepatan penerbangan.(Rep/Kementerian Haji RI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar