Oleh:
H. Ferry Nur S.Si, Ketua KISPA
(Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina)
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أََنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ
اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Segala Puji bagi Allah, Tuhan Maha Kuasa, Pemilik alam semesta, yang telah menciptakan manusia dan makhluk lainnya. Tuhan Yang Maha Esa yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada sekutu bagi-Nya.Shalawat
dan salam semoga tercurah selalu untuk junjungan kita, pemimpin kita,
penghulu segala nabi, nabi akhir zaman, idaman orang yang beriman, dia
adalah nabi Muhammad saw, yang tidak ada lagi nabi
setelahnya. Salam sejahtera juga kita sampaikan untuk keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqamah di dalam islam dan iman.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Hari ini saudara-saudara kita yang diberikan kemampuan, kesempatan dan dalam keadaan sehat wal’afiat, melaksanakan
ritual ibadah haji. Jumlah mereka tidak sedikit, sekitar tiga sampai
empat juta orang dari berbagai suku, bangsa dan negara, termasuk
Indonesia.
Ada
2.262 orang jamaah haji dari Gaza, Palestina, dengan semangat
perjuangan dan kegigihannya telah mendobrak blokade Israel menuju
ketaatan kepada Allah, melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekah Al
Mukarramah . Mereka berkumpul menjadi satu, di tempat yang sama, Arafah namanya, dalam mengharap ridha dan ampunan Allah Tuhan Yang Maha Pengampun. Bagi
kaum muslimin yang tahun ini tidak berangkat menunaikan ibadah haji ke
tanah suci, di sunahkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha secara
berjamaah, mendengarkan khutbah dan dilanjutkan nanti dengan
penyembelihan hewan qurban.
Bahkan
sebelum pelaksanaan shalat Idul Adha, sehari sebelumnya, 9 Dzulhijah,
ketika saudara-saudara kita sedang berkumpul di Arafah, melakukan wukuf
untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berzikir, berdoa, bertaubat
dan ibadah lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Maka sebagai
ikatan iman dan ikatan ibadah antara kaum muslimin dimanapun mereka
berada termasuk di Indonesia dengan mereka yang sedang wukuf di Arafah,
Rasulullah saw memberikan motifasi kepada umatnya untuk berpuasa sunah
Arafah.
“Puasa
hari Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang
lalu dan tahun yang akan datang”. (HR. Jamaah, kecuali Bukhari dan
Tirmidzi).
Beruntunglah mereka yang melaksanakan puasa sunah Arafah kemarin, 9 Dzulhijah, semoga Allah menerimanya. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.
Di dalam Al Qur’an kita akan menemukan penjelasan Allah swt tentang manusia yang telah mendapat rekomendasi untuk di teladani.
Mereka adalah nabi Ibrahim as dan nabi Muhammad saw ,sebagaimana firman Allah menjelaskan:
“Sesungguhnya
telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang
kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada
bapaknya[*]: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku
tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim
berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan
hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami
kembali."
[*]
nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik
kepada Allah : Ini tidak boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan
orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An
Nisa ayat 48).
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS: An Nisa/ 4: 48).
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang
baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan
(keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, maka
sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS: Al
Mumtahanah/60: 6).
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS: Al
Ahzab/33: 21)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Dalam
khutbah kali ini, khotib akan menyampaikan keteladanan nabi Ibrahim as
yang perlu kita ketahui untuk diambil sebagai pelajaran. Sehingga kita
tidak salah mengambil teladan hidup, tidak salah mengambil idola dan
panutan dalam miniti kehidupan yang fatamorgana ini. Kalau salah
mengambil teladan, idola atau panutan hidup maka akan tersesat dan
tergelincir kejurang kebinasaan di dunia dan akhirat.
Saat
ini diakui atau tidak, sedang terjadi krisis keteladan, mulai dari dari
rakyat sampai pejabat, orang desa sampai orang kota, anak maupun orang
tua. Susah mencari orang lurus aqidahnya, baik ibadahnya, bijaksana
sikapnya, taat kepada Allah sikapnya, ikhlas dasar amalannya. Ada bebarapa keteladan nabi Ibrahim yang patut kita contoh, diantaranya:
1.Keteladanan dalam aqidah.
Nabi
Ibrahim as memiliki aqidah yang benar dan lurus, tidak bengkok
mengikuti syahwat atau melengkung mengikuti nafsu. Tidak terjerumus
kepada syirik, tidak menyembah bintang, bulan, matahari, pohon maupun
berhala.
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh kepada Allah dan hanif[*]. dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),” (QS: An Nahl / 16 :
120)
[*] Hanif Maksudnya: seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.
“Dan
(ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu
Allah dan bertakwalah kepada-Nya. yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS: Al ‘Ankabut / 29 : 16).
Ayat
di atas menegaskan keyakinan dan aqidah yang dimiliki nabi Ibrahim as,
yaitu hanya menyembah kepada Allah saja, dan sikapnya tersebut
diekspresikan dengan dakwah, mengajak kaummya untuk menyembah Allah dan
bertaqwa kepada-Nya. Dan perlu diketahui juga bahwa nabi Ibrahim as
bukan orang Yahudi, bukan orang Nasrani dan bukan pula orang musyrik,
tetapi beliau adalah seorang muslim yang telah totalitas berserah diri
kepada Allah.
“Ibrahim
bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." (QS:
Ali Imran / 3 : 67)
“Ketika
Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". (131). Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub.
(Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam". (132). Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda)
maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah
sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan
nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa
dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".(133). (QS: Al Baqarah / 2 :
131-133).
2.Keteladanan dalam taat kepada Allah.
Nabi
Ibrahim as telah memberikan contoh dan teladan yang baik dalam ketaatan
kepada Allah, dia melaksanakan perintahAllah dengan ikhlas, sepenuh
hati dikerjakan, hanya mengharap ridha Allah.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(102). tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).(103). dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,(104). Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.(106). dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.(107). “(QS: As Shaaffat /37 : 102 – 107)
Dari ayat di atas, kita mendapat penjelasan bahwa Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah dengan baik, walaupun harus meyembelih anaknya sendiri.
Memang
dalam kondisi semacam itu akan berat menerimanya, pilihan yang sulit,
betapa tidak, sudah lama mengidam-idamkan anak, menunggu bertahun-tahun,
bahkan berpuluh tahun, ketika sudah di dapat apa yang diharap,
diperoleh apa yang diinginkan, seorang anak yang baik rupanya, sempurna
akhlaknya, Ismail namanya, lantas ada perintah untuk menyembelih anak
yang telah menjadi buah hati, penyejuk mata, sungguh berat ujian
tersebut.
Tetapi,
nabi Ibrahim as dapat melalui ujian yang berat tersebut, karena dia
tahu tentang skala prioritas dalam hidup ini, yaitu mengabdi kepada
Allah, mendahulukan perintah Allah dari yang lainnya.
Zaman
sekarang, keteladanan nabi Ibrahim as sudah mulai tergerus dari
kehidupan kaum muslimin, tidak sedikit terjadi kasus kriminal yang
dijadilkan alasan adalah anak !, orang mencuri karena anak tidak makan,
orang merampok karena untuk memenuhi kebutuhan anak, bahkan orang
korupsi kerana sayang kepada anak, sehingga apapun dikerjakan tanpa
mempedulikan lagi halal haram, perintah dan larangan Allah, pantas dan
yang tidak pantas. Pebuatan tercela, dosa dan kemungkaran terjadi karena ketaatan kepada Allah tidak totalitas !
3.Keteladanan dalam membina keluarga.
Nabi
Ibrahim telah memberikan keteladanan yang baik terkait dengan kehidupan
berumah tangga, dalam membina keluarga sakinah mawaddah warahmah. Dia
mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh, berbakti
kepada kedua orang tua dan taat kepada Allah.
Ismail
dan Ishaq adalah anak nabi Ibrahim as, mereka adalah nabi. Cucu nabi
Ibrahim juga ada yang menjadi nabi, namanya Ya’qub bin Ishaq bin
Ibrahim, cicitnya juga ada yang menjadi nabi, namanya Yusuf bin Ya’qub
bin Ishaq bin Ibrahim.
Bahkan
keturunan nabi Ibrahim as yang bernama Muhammad bin Abudullah juga
seorang nabi dan rasulullah, bahkan menjadi nabi dan rasul yang
terakhir, tidak ada lagi nanti dan rasul sesudahnya.
Sehingga nabi Ibrahim mendapat gelar Abul Anbiya’ (bapak para nabi).
Nabi
Ibrahim senantiasa mengedepankan dialog dan musyawarah dalam mengambil
keputusan, tegas dalam kebenaran, menghargai pendapat orang lain
walaupun itu dari anak kecil.
Dalam kisah pada ayat di atas (QS: As Shaaffat /37 : 102 – 107), Nabi Ibrahim as, walaupun sudah tua, sudah berumur, kaya pengalaman, bak pepatah mengatakan sudah banyak makan asam dan garam,
akan tetapi tidak sombong, tidak angkuh, tidak otoriter, tidak ingin
menang sendiri, tidak memaksakan kehendak. Beliau masih minta pendapat
orang lain, walaupun pendapat itu berasal dari seorang anak. Pendapat
anak tersebut dia hargai bahkan dia laksanakan dengan sepenuh hati.
Begitu
pula anaknya, bukanlah tipe anak yang cengeng, tidak penakut, berani
menyampaikan pendapat, dan taat kepada Tuhan Yang Maha Agung, Allah swt.
Ketika
nabi Ibrahim dan anaknya telah berserah diri dan sabar atas perintah
Allah, maka Allah tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Peristiwa ini kemudian dilanjutkan oleh generasi sesudahnya hingga
generasi sekarang dengan prosesi penyembelihan hewan qurban, tanggal 10
Dzulhijjah dan dilanjutkan pada hari tasyrik.
Nabi
Muhammad saw juga melakukan penyembelihan hewan qurban sebagai wujud
syukur dan mendekatkan diri kepada Allah swt, bahkan dalam pelaksanaan
haji Wada’, Rasulullah saw dengan tangannya yang mulia menyembelih
sebanyak 63 ekor binatang sembelihan, beliau kemudian menyerahkan kepada
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu untuk menyembelih sisanya sampai
genap 100 sembelihan.
Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, Nabi saw bersabda:
“Tidak
ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari
Raya Idul Adha selain menyembelih qurban ...”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah
dan Hakim).
Anas Radhiyallahu’anhu bekata, Rasulullah saw bersabda:
“Pada setiap bulu yang menempel di kulitnya terdapat kebajikan.” (HR. Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya)
Beruntunglah
mereka yang berqurban, apalagi qurbannya diserahkan kepada mereka yang
sangat membutuhkan, seperti fakir, miskin, para janda, anak yatim yang
berada di kamp pengungsian di Gaza Palestina , Suriah dan Rohingya. Semoga Allah menolong dan memberikan kesabaran kepada mereka semua yang sedang menderita.
Alhamdulillah,
untuk tahun ini KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina)
telah memfasilitasi kaum muslimin Indonesia untuk menyalurkan qurbannya
kepada saudara-saudara mereka di Gaza, Palestina. Walaupun harus
mengeluarkan dana qurban sebesar Rp. 2.500.000;.
Ada sekitar 30 orang yang berqurban dan ikut berpartisipasi mensukseskan program “Qurban KISPA 1433 H” di Gaza. Semoga Allah menerima qurban kita semua dan mengokohkan ukhuwah kita.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.
Karena
keteladanan, jasa dan kebaikan nabi Ibrahim as kepada umat manusia,
maka kaum muslimin diserukan untuk mengingat dan mengenangnya dengan
cara bershalawat kepadanya. Shalawat terbaik adalah shalawat yang telah diajarkan sendiri oleh Rasulullah saw kepada para sahabatnya.Terdapat
dalam shahihain, dari Ka'b bin 'Ujrah ra, dia berkata: Nabi saw keluar
menemui kami, lalu kami berkata: "Ya Rasulullah, kami telah mengetahui
bagaimana kami memberi salam kepadamu, maka bagaimana kami bershalawat
atasmu?"Beliau menjawab : "Ucapkanlah:Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shallaita 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali ibrahiim, innaka hamiidun majiid. Allahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahiim, innaka hamiidun majiid.
Artinya:
Ya Allah sampaikanlah shalawat atas Muhammad dan keluarganya
sebagaimana Engkau telah sampaikan shalawat atas Ibrahim dan keluarga-Nya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung.
Ya Allah, berikan keberkahan kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Terpuji lagi Maha Agung." (HR. Bukhari dan Muslim).
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Idul Adha pagi ini dengan berdoa kepada Allah swt:
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
“Ya
Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan
mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a”.
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ
خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ
الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
“Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya
Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun.
Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki.
Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir”.
اَللَّهُمَّ
اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ
مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ
الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى
مَنْ عَاداَ نَا
وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا
مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
“Ya
Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi
antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan
kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula
keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran,
penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia
warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam
urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami
terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami
orang-orang yang tidak mengasihi kami”.
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
“Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari
hati yang tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari
do’a yang tak didengar (Ahmad, Muslim, Nasa’I).”
"Ya
Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan
Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa. (QS: Al Furqan / 25 : 74).
“Ya
Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan Kami,
beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS: Ibrahim / 14 : 40 -41).
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
“Ya Allah, jadikanlah mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian”
اَللَّهُمَّ احْفَظْ اَلْمَسْجِدَ اْلأَقْصَى مِنْ مُؤَامَرَاتِ اْلمُحْتَلِّيْنَ اْلغَاصِبِيْنَ وَحَرِّرْهُ
يَا رَبَّناَ مِنْ رِجْسِهمْوَ رُدَّ كَيْدَهُمْ إِلىَ نُحُوْرِهِمْ وَقِناَ شُرُوْرَهُمْ وَارْزُقْناَ صَلاَةً فِيْهِ قَبْلَ اْلمَمَاتِ
“Ya Allah lindungilah masjid al Aqsha dari konspirasi jahat para penjajah perampok...Ya Allah kembalikanlah tipu daya mereka ke leher-leher mereka sendiri, dan jauhkanlah kami dari kejahatan-kejahatan mereka...Anugrahkanlah kami untuk shalat di masjid al Aqsha sebelum kami mati...
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Sumber:sabili.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar